14 January, 2009

Sebuah CERPEN Untuk Bahan RENUNGAN GURU



MENSYUKURI HIDUP
Oleh: Iwan Sumantri
Gambaran ini tercermin pada kisah seorang guru paruh baya yang mermimpi mendapat warisan senilai Rp 20 Milyar. Suatu pagi, karena merasa terlambat bangun, ia segera pergi ke kamar mandi, ternyata air PAM tidak mengucur. Ketika akan memasak air untuk membuat sarapan dan kopi, kompornya tidak bisa dipakai lantaran kehabisan gas.
Saat akan mengambil koran pagi di teras rumah, kosong, koran tidak diantar. Setelah berpakaian rapi, ia pun menunggu angkot di depan rumah untuk berangkat ke sekolah, tapi tak satupun angkot yang muncul. “ ANEH!”. Pikirnya mengapa kota menjadi senyap? Lalu, lelaki tersebut bertanya kepada seseorang yang tampak berjalan tergesa-gesa dari ujung jalan. “Apa yang terjadi?” Dengan nafas terengah-engah, orang yang ditanya tersebut berteriak, “ Pak guru belum mendengar, semua warga kota mendapat warisan masing-masing Rp 20 Milyar. Jadi tak ada lagi orag mau bekerja”.
“Hah!!!”, guru paruh baya tersebut terlonjak kaget. Seketika ia terbangun dari tidurnya. Ia terdiam sejenak, sambil berkata,”Oh.. ternyata semua ini hanya mimpi’,. Kemudian ia segera ke kamar mandi, dan ternyata PAM mengucur dengan deras. Segar! Sambil mengambil air wudhu setelah itu ia shalat tahujud, dan dilanjutkan dengan berdoa. Setelah hari pagi ia memasak dan membuat kopi untuk sarapan. Enak! Apalagi sambil membaca koran baru. Tak berapa lama ia keluar rumah, angkot langganannya sudah siap menunggu. Sesampainya di sekolah, ia lebih bersemangat dalam mengajar.
Apa yang bisa membuat rutinitas hidup ini menyenangkan?
Jawabannya:
adalah Ketika kita bisa bersyukur atas semua yang kita miliki.

4 comments:

Dede_Sudjadi said...

Sebuah cerita cukup bagus, yang perlu direnungkan dan ditafakuri. Tatlaka kita berusaha memperoleh apa yang kita inginkan dengan susah payah, ternyata orang lain jauh lebih daluhu memperolehnya. Tapi mudah mudah-mudah yang dimimpikan itu adalah sebuah makna ilmu hikmah yang dirasakan indah dan penuh kenikmatan walau sekejap mimpi.

Ayah said...

Kang Iwan. Ne crita pa pengalaman pribadi ya ?

Budiharjono said...

Memang benar kita wajib mensyukuri apa yang telah Allah limpahkan kepada kita. Dan kita harus betul-betul menggunakannya sebaik-baiknya, jangan sampai apa yang kita peroleh kita gunakan untuk hal-hal yang tidak manfaat (mubadhir), karena semua yang kita peroleh itu akan diminta pertanggungjawabannya kelak nanti.

Mulyati said...

Kisahnya bagus pak, semoga bisa menginspirasi yang lainnya. Terus berkarya.