23 November, 2014

Menjadi Guru Berprestasi Adalah Cita-cita Sejak Kecil

Menjadi Guru Berprestasi adalah Cita-Cita Sejak Kecil
Oleh : Iwan Sumantri (Guru SMPN 3 Cibadak)

Bersama Keluarga 
Saya terlahir dari keluarga  yang kurang harmonis, 47 tahun yang lalu. Kedua orang tua saya  sudah berpisah sejak saya usia 2 tahun. Sejak usia itulah saya di rawat dan menjalani hidup dengan kakek dan uwa perempuan sampai  dengan sekarang. Di Usia 17 tahunlah saya baru mengetahui dengan dekat sosok seorang ibu kandung. Banyak hal yang bisa saya dapatkan dari perjalanan hidup tanpa orang tua kandung. Pelajaran yang berharga dalam hidup tanpa sosok seorang perempuan yang telah melahirkan kita.Ya…seorang ibu yang kasih sayangnya setulus hati, tanpa mngenal lelah, dan selalu mendekap kita di kala kita haus dan lapar. Itu semuanya tak dapat saya rakasan. Yang ada hanyalah kasih sayang orang tua angkat yang secara kemanusian rasa kasih sayangnya berbeda dengan orang tua kandung sendiri.

Saya masuk SD pada tahun 1976 . SD yang saya masuki adalah SD swasta yang ada disekitar Cibadak yang sering di sebut Taman Muda yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Tamansiswa. Dari SD tersebut saya melanjutkan ke tingkat SMP nya yaitu Taman Dewasa. Selama 9 tahun saya belajar ke Tamansiswaan Sejak duduk dari SD itulah mulai tumbuh keinginan dan cita-cita untuk menjadi guru. Setelah lulus dari SMP, keinginan saya adalah bisa masuk di SMA. Sayang orang tua angkatku tak mengijinkan untuk sekolah di SMA, terlalu banyak mengeluarkan biaya dan tak bisa langsung kerja, itulah alasannya.

Tak menyurutkan semangatku untuk bisa sekolah, saya masuk Sekolah Teknik di kota Sukabumi. Salah satu sekolah teknik negeri yang favorit sampai sekarang. Saya masuk jurusan listrik. Alhamdulilah selama 3 tahun berturut-turut saya mendapatkan beasiswa Supersemar, lumayan bisa membantu orang tua angkat untuk membiayai sekolah sehari-hari.

Saat Menerima Piagam Penghargaan Gupres 2014
Tahun 1987 saya lulus dari STM Negeri Kota Sukabumi jurusan listrik. Cita-cita jadi guru semakin menggebu ketika itu, sayang tak bisa melanjutkan kuliah karena keadaan ekonomi orang tua angkat. Tapi, Allah SWT memberi jalan ketika itu. Sekolah tempatku dulu waktu SD menawarkan untuk menjadi pembina pramuka. Singkat cerita dari situlah awal saya menjadi guru. Sedikit demi sedikit saya belajar dan memberikan materi kepramukaan di dalam kelas. Di kegiatan kepramukaan saya digembleng agar menjadi sosok guru yang berkarakter. Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka telah memberikan pembelajaran hidup yang berharga dalam perjalan hidup saya. Akhirnya dari hasil menjadi pembina pramuka itulah saya bisa melanjutkan belajar di PGSMTP.  Dengan kemurahan ibu ketua yayasan saya, mengeluarkan  SK mengajar, resmilah saya menjadi sosok guru muda yang perlu belajar untuk menjadi sosok guru yang unggul.  Dari PGSMTP saya melajutkan lagi ke D-2 UT sampai bisa kuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan gelar kependidikan S.Pd. Belum banyak prestasi yang bisa saya torehkan waktu itu, selain jadi guru kelas, PKS Kesiswan, PKS Kurikulum dan Ketua Bidang Pendidikan di Yayasan Perguruan Tamansiswa Cabang Cibadak.

Hari demi hari kehidupan mengalir seperti air, tepat hari Sabtu, tanggal 14 Agustus 1994 tepat di hari ulang tahun gerakan kepramukaan, saya menikah dengan sosok perempuan yang sampai dengan sekarang setia mendampingi  saya. Dari sosok perempuan inilah saya mengenal wanita. Dua anak sudah saya  di karunia bersamanya. Satu  perempuan dan satu lagi anak laki-laki. Dari hidup dan keseharian inilah saya bisa belajar memaknai sosok seorang perempuan. Yah…dua sosok perempuan yang berharga dalam kehidupanku, yaitu Yani Sumanti sang isteriku yang pada tanggal 21 November genap berusia 44 tahun. Sang isteri telah setia dan mengabdi selama 20 tahun dan putriku Krani Pratiwi yang sudah memasuki usia 19 tahun pada tanggal 3 Juni 2014 yang sekarang sedang belajar di UPI jurusan psikologi, dan putra bungsu kami Hammam Pratama Putra yang sekarang ini duduk di kelas VII di SMPN 3 Cibadak tempat mengabdiku sekarang.

Kurang lebih 17 tahun saya mengabdi menjadi guru Yayasan di Tamansiswa Cabang Cibadak, banyak hal yang saya dapatkan dari Tamansiswa, mulai dari mengenal sosok Suwardi Suryaningrat yang lebih terkenal dengan Ki Hajar Dewantara dengan ajaran sistem Amongnya yang menjadi semboyan dunia pendidikan kita yaitu Tut Wuri Handayani. Membaca biografi dan sepak terjang Ki Hajar Dewantara saya semakin termotivasi untuk menjadi guru unggul dengan membaca dan belajar dari guru-guru senior yang ada di Tamansiswa.

Bersama Para Gupres 2014 Tk.Prov Jawa Barat
Tahun 2004, saya mencoba keberuntungan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil. Alhamdulilah pada saat pengumuman nama saya muncul. Tapi nasib menentukan lain waktu itu, di agenda setelah wawancara saya “digugurkan” dari CPNS karena alasan saya mengajar di sekolah swasta. 

Sakit dan sempat depresi waktu itu, bisa dibayangkan bagaimana suasana, kondisi dan perasaan yang saya alami ketika itu. Tapi dengan kesabaran dan menerima dengan ikhlas saya jalani keputusan itu. Satu tahun saya berintropeksi diri, belum waktunya mungkin untuk menjadi PNS.


Tahun 2005, tahun yang bersejarah buat saya, karena di tahun itulah mencoba dan berupaya kembali mengikuti seleksi PNS. Akhirnya dengan ridho Allah SWT, saya menjadi CPNS dengan tugas pertama kali di SMP Negeri 2 Simpenan kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi.

Dua tahun saya mengabdi dan bertugas di SMP Negeri 2 Simpenan yang berjarak 65 km dari rumah tinggal. Di SMP Negeri 2 Simpenan, saya belum bisa menjadi guru yang berprestasi dan membanggakan buat diri pribadi maupun keluarga.

1 Juli 2007, saya mutasi ke SMP Negeri 3 Cibadak. Sebuah sekolah yang letaknya dekat dengan rumah, kurang lebih 2 km dari rumah. SMP Negeri 3 Cibadak adalah sekolah yang cukup besar, nyaman, dan megah. di SMP Negeri 3 inilah saya mulai “berprestasi” .

Tahun 2008 menjadi salah satu guru yang mendapatkan sertifikasi melalui jalur pendidikan dengan belajar selama 1 tahun di Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun 2014 menjadi guru berprestasi peringkat I tingkat Kabupaten Sukabumi. Prestasi yang cukup membanggakan buat saya, karena tidak semua guru di Indonesia bisa mendapatkannya. Belajar selama 1 tahun di Universitas Negeri Yogyakarta telah merubah pola berpikir saya selaku guru, dari berpikir instan menjadi berpikir kritis dan kreatif. Semakin banyak ilmu yang saya dapatkan di UNY ketika itu. Mulai dari bagaimana proses pembelajaran dengan meggunakan metode, model,media dan cara mengajar yang inovatif.  Dari UNY inilah saya mengenal dunia maya melalui internet, salah satunya adalah bagaimana pembelajaran melalui blog.

Hasil dari pendidikan di UNY lah saya eksis di dunia maya melalui blog dan jejaring sosial lainnya. Berikut saya coba rangkum beberapa prestasi yang telah saya dapatkan melalui blog PBMMatematika Iwan Sumantri di dunia maya:
  • Lolos Seleksi Diklat Mathematic Mobile Learning (MML) untuk guru-guru Matematika Se Asia Tenggara
  • Masuk 15 Finalis Guraru (Guru Era Baru ) Award 2012
  • Ketemu Cesc Fabregas karena menulis
  • Bisa Ke Bali Bersama Keluarga Karena Menulis Artikel
  • Menjadi Juara Ke-3 Lomba Penulisan Artikel di Komunitas Internet Cerdas Indonesia
  • Menjadi Peserta Diklat Online Guru Matematika SMP di P4TK Matematika Yogyakarta 2013 dan 2014
  • Mengelola Web Sekolah dan Blog Pribadi  Untuk Mensukseskan Kurikulum 2013


Semoga secuil cerita diatas bisa memberikan kontribusi yang berharga buat rekan guru lainnya ...terakhir untuk menyambut hari guru, 25 November....saya sampaikan....GURU (Gairah Untuk mendap Rakhmah Ukhrowi)....Kebahagiannya adalah disaat menyadari muridnya sebagai jembatan pengabdian kepada Sang Kholiq (Allah SWT) , Ilmu yang bermanfaat akan mengantarkannya ke Surga kehidupan di akhirat nanti... Aamiin.
SELAMAT HARI GURU SAUDARA-SAUDARAKU ...TERUSLAH MENJADI GURU YANG MENGINSPIRASI !

Tulisan ini diikutsertakan pada lomba Menulis Untuk Guru yang dilaksanakan KSGN !