21 April, 2017

Hari Kartini 2017 Jadikan Momen Untuk Menulis

Hari Kartini 2017 Jadikan Momen Untuk Menulis
Oleh: Iwan Sumantri

Setiap tanggal 21 April, di negeri ini ramai serimonial untuk memperingati Hari Kartini di setiap instansi, termasuk di dunia pendidikan (satuan pendidikan). Tak sedikit anak-anak kita di sibukkan untuk mencari pakaian kebaya, karena Hari Kartini identik dengan "Berpakaian Kebaya", begitu juga gurunya.

Berikut saya kutipkan pernyataan Ibu Menteri disalah satu media online Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa berharap peringatan 21 April hari ini dapat memotivasi perempuan Indonesia untuk semakin produktif"Mudah-mudahan apa yang sudah diteladankan oleh Kartini bisa hadir dalam kehidupan nyata, bisa memberikan dorongan dan motivasi kepada seluruh perempuan Indonesia untuk terus belajar dan lebih  produktif lagi, mudah mudahan perempuan Indonesia sehat sejahtera semua," ujar Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/4/2017). 

Menurut Khofifah, sosok R.A. Kartini yang memperjuangkan emansipasi wanita itu harus menjadi teladan bagi perempuan Indonesia.Dia melakukan penjangkauan, pemikiran dan interaksi di luar zamannya, diluar tradisi, diluar culture, yang mengukungnya," kata Khofifah. Khofifah menilai kegigihan R.A. Kartini juga memberikan motivasi perempuan Indonesia, bahwa perempuan juga bisa membawa pengaruh apabila terus berusaha.

"Artinya bahwa itu akan menjadi pembelajaran yang sangat penting bagi seluruh perempuan Indonesia bahwa ternyata kalau kita berusaha ternyata bisa dia bisa memberikan rasionalisasi dari seluruh pemikiran-pemikiran besarnya dia sehingga dia diberi kesempatan tidak hanya untuk belajar tapi juga untuk mengajar, dia juga diberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan akademisi, intelektual dan orang-orang penting," tutur Khofifah.

Jika kita cermati sejarah, RA Kartini dikenal sebagai wanita yang mempelopori kesetaraan derajat antara wanita dan pria di Indonesia. Hal ini dimulai ketika Kartini merasakan banyaknya diskriminasi yang terjadi anata pria dan wanita pada masa itu, dimana beberapa perempuan sama sekali tidak diperbolehkan mengeyam pendidikan. Kartini sendiri mengalami kejadian ini ketika ia tidak diperbolehkan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.

Kartini sering berkorespondensi dengan teman-temannya di luar negeri, dan akhirnya surat-surat beliau dikumpulkan oleh Abendanon dan diterbitkan sebagai buku dengan judul "Habis Gelap Terbitlah Terang"

Poin terakhir inilah yang seharusnya jadi motivasi dan semangat para guru untuk selalu menulis...menulis..dan menulis...yang pada akhirnya bisa menjadi sebuah buku. Kenapa tidak di mulai sekarang ini ! Jadikan Hari Kartini 2017 Momen Untuk Menulis !

No comments: